Friday, April 4, 2014

Regret

Andai banyak kata
Berjalan mundur kebelakang
Jarak antara luka dan malapetaka
Seperti mata rantai
Yang tak mungkin lagi, terlepas
Kesadaran, menjadi begitu mahal
Hingga pohon jiwa
Yang rantingnya kering
tak pernah berbuah sesal…..
Kemudian, diri terus menerka
Akal kan mengungkap segala rahasia
Padahal, hari tlah menjadi kesendirian
Berjalan di lorong tanpa penerang
Kami, hanyalah lolongan
Yang saling bersahutan
Dan jiwa kian bising…….
Terperangkap di belantara kebodohan
Tuhan,
Munculkan takdir
Yang mampu menampar
Penglihatan dan pendengaran,
Agar peka mengenali cintaMu

No comments:

Post a Comment